Rabu, 30 April 2014

HARI SIAL YANG MEMBAWA BERKAH [Rencana Tuhan Lebih Indah]

                                                                                                               
Wrebek.. Wrebek.. Wrebek.. Wrebek.. Bunyi hp-ku pertanda aku harus bangun dari keureunda tidurku. Kata temanku sih itu keureunda, padahal dialah tempat aku merebahkan tubuhku untuk melonggarkan otot-ototku yang keram dan dia rela menjadi tempat untuk mendengar curhat ketika aku lagi galau. Hehehe
Mata bengkak berotot merah disertai cairan yang telah mengeras di sekitarnya membuatku harus segera membersihkannya. “Joool ...!! pat sabon?? Lon hana le sabon nyo, ka abeh”. Itulah kata pertama yang terucap di pagi hari itu. “Inan ateuh mari lon kacoook”, jawabnya dengan nada agak keras. Mungkin karna aku meminta sabun miliknya sehingga membuatnya dia agak kesal. Itulah yang terbesit dalam pikiran kotorku.
Bakda mandi aku pun segera memanaskan mesin kereta seraya menunggu memakai sepatu. “Busseettt dahh!! ini kereta pada gak mau hidup segala lagi”, ucapku dalam hati. Berbagai macam cara kulakukuan untuk menghidupkan keretaku. Setelah kakiku begitu pegal karna harus mengengkolnya barulah dia bernafas. Sial lagi. . .
“Ada polisi woy”, ucap salah seorang pengguna jalan pada pagi itu. Kutancapkan gas tanpa peduli lagi dengan polisi dan kreta serta mobil yang ada disebelahku. Ngitung-ngitung biar selamat uang 100 ribu dari dompetku karna spion tak pernah menemani keretaku. Hehehe reman bacut.
Lagi-lagi macet menjadi sarapan pagi di jalan sebagai ganti karna gk makan pagi di kost. 10 menit kemudian macet pun terlewati. “huuufftt”, alhamdulillah.
Gloh..gloh.. gloh.. gloh.. gloh. “Peulom nyo honda”?!! Kuhentikan keretaku sejenak dan ternyata bensin telah meninggalkan tangkinya. Kudorong kereta dengan wajah tersipu malu dibalik kaca helm sirver GM-ku hingga ke tempat penjualan minyak eceran. “Baaaaangg, minyeuk silite beh”. Setelah dia mengisi bensin lalu aku pun merogoh saku celana untuk mengambil uang. Selagi tanganku merogoh dalam saku celana, terbesit dalam pikiranku “ that geupap, tuwe kucok dompet ateuh kaso,,, FUUUUCCCKKK”. Dengan wajah tersipu malu sekali lagi aku pun mengatakan padanya, “Bang, tuwe lon ba dompet nyo, kiban? Ooo meuhan meunoe manteng bang. Nyopat na hp lon sebagai jaminan jih bang, eunteuk lon gisa lom wate kaleuh lon cok peng. Nyopih kateulat bang neuk jak u kampus”. ”ooo get dek, hahaha”. Jawabnya sambil tertawa.
Inilah hari yang paling sial dalam hidupku. Benar-benar menyiksa dan butuh kesabaran tingkat tinggi untuk mengahadpinya. Uuupppsss, tidak hanya sampai disitu. Ketika tiba di kampus aku harus menunngu dosen pembimbing untuk mengambil kartu hasil studiku. Lebih kurang setengah jam barulah dia menancapkan pantat di kursi panasnya setelah aku bosan menunggunya. Mungkin hari ini menjadi hari sial seumur hidupku.
Mata yang agak sipit dengan hitam disekitarnya disertai alis tebal dan bibir seksi yang menjadikan wajah itu tampak beda di mataku. Bukan hanya itu saja, kulit putih disertai dengan tubuh yang berisi membuatku terpana sejenak. Segala penat dipikiranku dengan berbagai hal sebelumnya hilang dalam seketika.” Soe nan”, tanya bapak padanya. Dengan segala innerself nya hingga aku tidak mendengar siapa namanya ketika ditanya bapak. Karna rasa penasaran yang menghantuiku, maka aku pun bertanya pada temanku. Kata temanku sih namanya Azizah. Itu pun kalo gak salah tambahnya. Rasa penasaran terus menghantuiku saat itu. Hingga aku pun bertanya pada temanku bagaimana cara untuk mendekatinya. “Tanya aja sama Fahmi teman dia tadi tu”, kata temanku Raja dengan cueknya.
Setelah selesai ngampus, aku pun mendatangi menghampiri Raja temanku untuk meminta nomor hp Fahmi. Ketika sore hari aku pun menghubungi Fahmi dengan nomor yang telah diberikan Raja. Aku berbicara panjang lebar dengannya hingga aku pun mendapatkan nomor Azizah darinya.
“Ya Tuhaan... Betapa bahagianya aku hari ini”. Aku tidak sadar kalau hari ini adalah hari sialku telah menjadi hari yang begitu perfect. Itulah wanita. Kita bisa lupa karnanya.
Bakda isya, tanpa pikir panjang kuberanikan diri untuk mengirim sms pertama untuknya. Tak butuh waktu lama dia pun membalasnya. Dan ternyata tidak salah kalau aku memilih kuliah di UIN ar-raniry jurusan komunikasi. Hehehe, yang penting olah.
Setelah beberapa hari saling berkomunikasi kami pun akhirnya ketemuan untuk pertama kalinya di Kantin Jami’ah. Lambaian tangannya menunjukkan bahwa itulah dia dengan kereta mio putih miliknya. Kami pun hampir saling tidak mengenal lagi satu sama lain karena rambutku telah pendek setelah kupangkas dan dia pun menjadi lebih-lebih bahkan lebih segalanya dari hari pertama aku bertemu dengannya di kantor dosen.
Komunikasi kami pun berjalan lancar hingga kami saling bertukar pikiran dan dia ternyata memiliki keunikan yaitu ketawanya lumayan gede dari kepribadian cewek lainnya. Tapi gue suka gaya loe..  hehhehe. Hingga kami pun harus berpisah untuk pulang karna azan asar telah berkumandang. Rasanya ingin selalu bersama dengannya hingga matahari memejamkan matanya di ufuk Barat. Tapi itu tidak mungkin. “Adek pulang dulu ea?”, itulah kata terakhirnya.
Dari sinilah perjalanan persahabatan kami dimulai, akankah persahabatan kami berakhir suatu saat nanti ataukah menjadi lebih dari sekedar sahabat??

Jawabannya ada pada kami dan Tuhan,,, J J J J

3 komentar:

  1. Jehay isi hatiiiiiii
    haaaaaaaaaaaaghaghagahgahagahg :D
    ternyataaa kamuu yaaa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. mantap- mantap.....aku penegn seperti itu juga ne...wkwkwkw

      Hapus
  2. indahkan rencana Tuhan???
    hahahaha... hana soe ek koh nyo khidupan

    BalasHapus